Sejarah Kelam Komunisme di Abad 20: Fakta dan Tragedi Berdarah

 

Sejarah Kelam Komunisme di Abad 20: Fakta dan Tragedi Berdarah

Pendahuluan

Komunisme lahir dari gagasan Karl Marx dan Friedrich Engels pada abad ke-19 melalui karya monumental The Communist Manifesto (1848). Ideologi ini berangkat dari kritik terhadap ketidakadilan kapitalisme dan bertujuan menciptakan masyarakat tanpa kelas, di mana alat produksi dimiliki bersama.

Namun, realitas abad ke-20 menunjukkan bahwa penerapan komunisme justru menghadirkan penderitaan luar biasa. Dengan dalih menegakkan kesetaraan, rezim-rezim komunis melakukan penindasan politik, pembantaian massal, dan eksperimen sosial yang merenggut ratusan juta jiwa. Sejarawan menyebut abad ke-20 sebagai abad paling kelam akibat ideologi totaliter, termasuk komunisme.

Revolusi Bolshevik dan Lahirnya Uni Soviet

Titik awal komunisme sebagai kekuatan global dimulai dari Revolusi Bolshevik tahun 1917 di Rusia. Dipimpin oleh Vladimir Lenin, kaum Bolshevik menggulingkan Tsar Nicholas II dan mendirikan negara komunis pertama di dunia.

Setelah Lenin wafat pada 1924, kekuasaan jatuh ke tangan Joseph Stalin. Di bawah Stalin, Uni Soviet melaksanakan program industrialisasi paksa dan kolektivisasi pertanian. Kebijakan ini menyebabkan bencana kelaparan besar di Ukraina yang dikenal dengan Holodomor (1932–1933), dengan korban jutaan jiwa.

Selain itu, Stalin melancarkan Great Purge (1936–1938), yaitu pembersihan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap musuh negara. Puluhan ribu orang dieksekusi, jutaan lainnya dibuang ke kamp kerja paksa (Gulag).

Komunisme di Tiongkok: Kebijakan Mao Zedong

Di Asia, paham komunis berkembang pesat setelah kemenangan Partai Komunis Tiongkok pimpinan Mao Zedong pada 1949. Mao kemudian menerapkan dua kebijakan besar yang berdampak tragis:

  1. Great Leap Forward (1958–1962)
    Mao berusaha mempercepat industrialisasi dengan memaksa rakyat meninggalkan ladang untuk bekerja di industri besi. Akibat salah kelola dan propaganda palsu, pertanian kolaps, kelaparan merebak luas, dan diperkirakan 30–45 juta orang meninggal.

  2. Revolusi Kebudayaan (1966–1976)
    Mao menyerukan penghancuran “empat kebudayaan lama” dan memberi ruang bagi kaum muda radikal yang disebut Red Guards untuk menindas siapa saja yang dianggap anti-revolusi. Guru, ulama, cendekiawan, bahkan rakyat biasa ditangkap, dipermalukan, disiksa, hingga dibunuh.

Kekejaman Komunisme di Asia Tenggara

Salah satu bab tergelap dalam sejarah komunisme terjadi di Kamboja di bawah rezim Khmer Merah pimpinan Pol Pot (1975–1979). Dengan ideologi “murni”, Pol Pot memaksa rakyat pindah ke pedesaan, menutup sekolah, dan menghapus agama.

Dalam empat tahun pemerintahannya, sekitar 1,7–2 juta orang (seperempat penduduk Kamboja) tewas akibat eksekusi massal, kelaparan, dan kerja paksa. Lokasi pembantaian ini kini dikenal sebagai “Killing Fields”.

Di Vietnam dan Laos, rezim komunis juga berkuasa, meski skala kekejamannya tidak sebesar Kamboja. Namun, represi politik, penjara bagi oposisi, serta pelanggaran HAM tetap terjadi.

Komunisme di Eropa Timur

Pasca Perang Dunia II, Uni Soviet memperluas pengaruhnya ke Eropa Timur. Negara-negara seperti Polandia, Hungaria, Cekoslowakia, dan Jerman Timur dipaksa menganut komunisme.

Rakyat yang berusaha melawan ditumpas dengan kekerasan. Misalnya, Pemberontakan Hungaria 1956 dibantai dengan invasi Soviet, dan Prague Spring 1968 di Cekoslowakia dihancurkan dengan tank-tank.

Kehidupan di bawah komunisme penuh dengan sensor, hilangnya kebebasan beragama, dan keterbatasan ekonomi. Rakyat hidup dalam ketakutan di bawah pengawasan ketat aparat negara.

Runtuhnya Komunisme

Akhir abad ke-20 menyaksikan keruntuhan komunisme. Reformasi di bawah Mikhail Gorbachev dengan kebijakan Glasnost dan Perestroika justru mempercepat bubarnya Uni Soviet pada 1991. Negara-negara Eropa Timur melepaskan diri dari dominasi Moskow, menandai berakhirnya rezim komunis di kawasan tersebut.

Namun, beberapa negara masih bertahan dengan sistem komunis, seperti Tiongkok, Korea Utara, Kuba, dan Vietnam. Meskipun sebagian telah melakukan reformasi ekonomi, represi politik tetap menjadi ciri khasnya.

Catatan Hitam Komunisme Menurut Sejarawan

Buku “The Black Book of Communism” karya Stéphane Courtois mencatat korban rezim komunis di seluruh dunia mencapai lebih dari 100 juta orang. Angka ini termasuk korban kelaparan, pembantaian massal, dan represi politik.

Sejarawan Robert Conquest dalam The Harvest of Sorrow juga mendokumentasikan penderitaan rakyat Ukraina akibat kebijakan Stalin. Sementara Jung Chang dalam Mao: The Unknown Story mengungkap sisi kelam Mao Zedong yang bertanggung jawab atas jutaan kematian.

Komunisme dan Umat Islam

Bagi umat Islam, komunisme bukan sekadar ancaman politik, tetapi juga ancaman terhadap aqidah. Komunisme secara ideologis bersifat ateis, menolak keberadaan Tuhan, serta memandang agama sebagai “candu masyarakat” (Marx).

Dampaknya:

  • Di Uni Soviet, jutaan Muslim di Asia Tengah dilarang beribadah, masjid ditutup, dan Al-Qur’an dilarang beredar.

  • Di Xinjiang (Tiongkok), umat Islam Uighur hingga kini masih mengalami penindasan dengan dalih menekan separatisme.

  • Di Indonesia, sejarah mencatat peristiwa PKI 1965 yang menegaskan bagaimana paham komunisme berupaya meruntuhkan tatanan negara dan menyingkirkan peran agama.

Kesimpulan

Komunisme mungkin lahir dari semangat keadilan sosial, tetapi sejarah menunjukkan bahwa penerapannya membawa bencana kemanusiaan. Dari Rusia hingga Kamboja, dari Eropa Timur hingga Asia Tenggara, korban mencapai ratusan juta jiwa.

Bagi umat Islam, komunisme juga merupakan ancaman terhadap aqidah dan kebebasan beragama. Karenanya, memahami sejarah kelam komunisme adalah penting, bukan sekadar sebagai catatan masa lalu, tetapi juga sebagai peringatan agar ideologi serupa tidak kembali menguasai dunia.

Referensi

  • Stéphane Courtois dkk., The Black Book of Communism (Harvard University Press, 1999).

  • Robert Conquest, The Harvest of Sorrow (Oxford University Press, 1986).

  • Jung Chang & Jon Halliday, Mao: The Unknown Story (Jonathan Cape, 2005).

  • Ben Kiernan, The Pol Pot Regime (Yale University Press, 2002).

  • Saifuddin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangan di Indonesia (1997).

  • Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Islamku, Islam Anda, Islam Kita (2006) – analisis relasi agama dan ideologi di Indonesia.

Ditulis oleh: Tim Islam Media

Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..

Ayo donasi via amalsholeh

Posting Komentar untuk "Sejarah Kelam Komunisme di Abad 20: Fakta dan Tragedi Berdarah"