Tips Praktis Mengajarkan Anak Shalat dengan Cara Menyenangkan
Pendahuluan
Shalat adalah tiang agama dan kewajiban utama bagi setiap muslim. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (dengan pukulan yang mendidik, bukan menyakiti) jika mereka meninggalkannya pada usia sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur mereka."
(HR. Abu Dawud, no. 495)
Hadits ini menjadi pedoman dasar bagi orang tua dalam mendidik anak untuk shalat sejak dini. Namun, cara menanamkan kewajiban shalat tidak boleh dengan paksaan semata. Parenting Islami modern menekankan pentingnya kasih sayang, keteladanan, dan metode yang menyenangkan agar anak mencintai shalat sejak kecil.
1. Menjadi Teladan yang Konsisten
Abdullah Nashih Ulwan dalam Tarbiyatul Aulad fil Islam menyebutkan bahwa teladan orang tua adalah fondasi pendidikan iman. Anak lebih mudah meniru daripada mendengar nasihat panjang.
Pandangan ini sejalan dengan Ustadz Bendri Jaisyurrahman (penulis buku Fathershool). Ia menekankan bahwa ayah adalah role model utama anak dalam ibadah. Jika ayah rajin shalat berjamaah, otomatis anak akan termotivasi.
👉 Jadi, jangan hanya menyuruh, tapi lakukan bersama anak.
2. Menggunakan Bahasa Cinta dan Lembut
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid dalam Prophetic Parenting menegaskan: anak usia 7–10 tahun butuh bahasa cinta, bukan paksaan.
Di Indonesia, Ratih Ibrahim (psikolog muslim) juga sering mengingatkan agar orang tua tidak membentak ketika anak malas shalat. Anak justru akan menolak jika perintah datang dengan emosi.
Contoh praktis:
-
Mengajak anak shalat dengan nada lembut.
-
Memberi pelukan setelah selesai shalat berjamaah.
3. Membuat Suasana Shalat Menyenangkan
Dr. Muhammad Ratib an-Nabulsi mengingatkan: "Shalat jangan jadi beban, tapi kebutuhan."
Di Indonesia, Ustadz Muhammad Fauzil Adhim (penulis Kupinang Engkau dengan Hamdalah dan banyak buku parenting Islami) memberi tips agar orang tua menciptakan atmosfer ibadah yang menggembirakan. Misalnya:
-
Memberi sajadah khusus anak.
-
Membuat challenge harian shalat dengan bintang prestasi.
-
Menghadiahkan buku cerita Islami setelah anak berhasil istiqamah seminggu penuh.
4. Bercerita Tentang Keutamaan Shalat
Dalam Manhaj at-Tarbiyah an-Nabawiyyah lith-Thifl, Suwaid menekankan pentingnya kisah.
Di Indonesia, Ustadzah Izzah Annisa (praktisi parenting Islami) sering mengajarkan shalat dengan dongeng islami. Anak lebih mudah memahami lewat kisah sahabat cilik atau tokoh Qur’an.
Contoh: ceritakan kisah Umar bin Khattab RA yang berani shalat di depan Ka’bah setelah masuk Islam, untuk menumbuhkan semangat keberanian anak.
5. Bertahap Sesuai Usia
Para ulama mengajarkan konsep tadarruj (bertahap).
-
Usia 7 tahun → mulai ikut shalat dengan gerakan sederhana.
-
Usia 8 tahun → belajar bacaan pendek.
-
Usia 9 tahun → latihan konsistensi.
-
Usia 10 tahun → orang tua lebih tegas dalam pengawasan.
Hal ini sejalan dengan pandangan Elly Risman, pakar parenting muslimah Indonesia, bahwa setiap usia punya “window of opportunity” yang harus dimanfaatkan. Kalau telat, akan lebih sulit.
6. Shalat Sebagai Momen Kebersamaan Keluarga
Dr. Hisham al-Talib dalam Positive Parenting menyarankan menjadikan shalat aktivitas keluarga.
Di Indonesia, Ustadz Adi Hidayat (UAH) juga sering menekankan pentingnya shalat berjamaah di rumah, apalagi ayah jadi imam, agar anak merasa dihargai.
Contoh:
-
Bergiliran jadi imam kecil (biarkan anak memimpin meski bacaan pendek).
-
Membaca doa bersama setelah shalat.
7. Doa Orang Tua untuk Anak
Doa Nabi Ibrahim:
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap mendirikan shalat."
(QS. Ibrahim: 40)
Dalam bukunya Mendidik Anak Bersama Nabi, Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa’di menegaskan doa adalah senjata orang tua. Di Indonesia, banyak ulama juga mengajarkan hal yang sama: jangan pernah putus doa untuk anak agar istiqamah dalam shalat.
Kesimpulan
Mengajarkan shalat pada anak usia 7–10 tahun adalah amanah besar. Dengan keteladanan, bahasa cinta, suasana menyenangkan, kisah inspiratif, tahapan usia yang tepat, kebersamaan keluarga, dan doa orang tua, insyaAllah anak-anak tumbuh mencintai shalat.
Referensi
-
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam
-
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting & Manhaj at-Tarbiyah an-Nabawiyyah lith-Thifl
-
Dr. Muhammad Ratib an-Nabulsi, ceramah-ceramah parenting Islami
-
Dr. Hisham al-Talib, Positive Parenting
-
Ustadz Bendri Jaisyurrahman, Fathershool
-
Muhammad Fauzil Adhim, Kupinang Engkau dengan Hamdalah
-
Elly Risman, seminar-seminar parenting Islami
-
Ratih Ibrahim, materi parenting Islami di Indonesia
-
Ustadz Adi Hidayat (UAH), kajian-kajian tentang keluarga
Ditulis oleh: Tim Islam Media
Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..
Ayo donasi via amalsholeh
Posting Komentar untuk "Tips Praktis Mengajarkan Anak Shalat Dengan Cara Menyenangkan"