Ridho & Ikhlas Menerima Takdir Baik Maupun Buruk
Pendahuluan
Dalam kehidupan ini, setiap manusia pasti menghadapi berbagai peristiwa: ada yang menyenangkan, ada pula yang menyedihkan. Sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk meyakini takdir sebagai bagian dari rukun iman. Sikap yang benar adalah menerima segala ketentuan Allah dengan ridho dan ikhlas, baik itu berupa nikmat maupun ujian.
Ridho dan ikhlas bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan menyadari bahwa apa yang terjadi sudah merupakan ketetapan Allah yang penuh hikmah. Dengan sikap ini, hati menjadi tenang dan jauh dari putus asa.
Landasan Iman kepada Takdir
Iman kepada takdir adalah rukun iman ke-6. Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadits Jibril yang terkenal (HR. Muslim):
“Engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk, semuanya berasal dari Allah Ta’ala.”
Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang menimpa seorang hamba, baik berupa nikmat atau musibah, semuanya sudah ditetapkan Allah jauh sebelum manusia lahir.
Dalil Al-Qur’an tentang Ikhlas Menerima Takdir
Allah Ta’ala berfirman:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Ayat ini menegaskan bahwa pandangan manusia sangat terbatas, sedangkan Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Perbedaan Ridho dan Ikhlas
-
Ikhlas adalah menerima takdir dengan hati yang bersih, tanpa menyimpan kebencian atau keluhan.
-
Ridho adalah merasa lapang dada dan tenang atas ketetapan Allah, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan.
Keduanya saling melengkapi: ikhlas membersihkan hati dari penolakan, sedangkan ridho menghadirkan ketenangan batin.
Pandangan Ulama tentang Menerima Takdir
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa ridho terhadap takdir bukan berarti seseorang berhenti berusaha, tetapi menerima hasil yang Allah tentukan setelah berikhtiar. Usaha adalah kewajiban hamba, sedangkan hasil adalah hak Allah.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah juga menekankan bahwa ridho terhadap musibah mendatangkan pahala besar, bahkan bisa menghapus dosa-dosa kecil seorang muslim.
Keutamaan Ridho dan Ikhlas
-
Mendapat Ketenangan Jiwa
Hati yang ridho tidak mudah gelisah atau iri terhadap orang lain. -
Mendekatkan kepada Allah
Allah mencintai hamba yang bersabar dan ridho terhadap ketetapan-Nya. -
Menghapus Dosa dan Mengangkat Derajat
Rasulullah ﷺ bersabda:“Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah, rasa sakit, kesusahan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus dosa-dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
-
Menjadi Jalan Menuju Surga
Surga diperuntukkan bagi hamba yang sabar, ridho, dan ikhlas dalam menerima segala ujian hidup.
Cara Melatih Diri Agar Ridho dan Ikhlas
-
Memperkuat iman kepada qadha dan qadar. Yakin bahwa semua sudah tercatat di Lauh Mahfuzh.
-
Mengingat bahwa Allah Maha Bijaksana. Ada hikmah di balik setiap peristiwa.
-
Perbanyak doa dan istighfar. Dengan doa, hati menjadi lebih tenang.
-
Membandingkan dengan orang yang lebih susah. Agar kita lebih mudah bersyukur.
-
Membaca kisah para nabi. Nabi Ayub, misalnya, menjadi teladan kesabaran dan keridhaan.
Kesimpulan
Ridho dan ikhlas menerima takdir, baik yang baik maupun yang buruk, adalah ciri seorang mukmin sejati. Sikap ini bukan hanya mendatangkan ketenangan jiwa, tetapi juga menjadi jalan untuk meraih rahmat dan rida Allah. Dengan berusaha, berdoa, lalu menyerahkan hasil kepada Allah, seorang muslim akan hidup lebih damai dan penuh keberkahan.
Ditulis oleh: Tim Islam Media
Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..
Ayo donasi via amalsholeh
Posting Komentar untuk "Ridho & Ikhlas Menerima Takdir Baik Mau Pun Buruk"