Keutamaan Menjaga Lisan: Hikmah Diam Menurut Islam

 

Diam yang Bernilai: Menemukan Kedamaian dan Keberkahan Lewat Kebijaksanaan Bicara

Dalam keseharian, kita sering terjebak keinginan untuk berkomentar, menanggapi, atau sekadar ikut bicara walau topiknya tidak bermanfaat. Padahal, dalam pandangan Islam, tidak semua hal layak diucapkan. Kemampuan menahan lisan dari perkataan sia-sia adalah tanda kematangan hati dan kedewasaan iman.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi prinsip penting dalam kehidupan. Diam di sini bukan berarti pasif atau acuh tak acuh, tetapi bentuk self control—kemampuan mengendalikan diri agar ucapan hanya mengandung kebaikan.

Mengapa Diam Bisa Lebih Bijak?

Seorang ulama menggambarkan, lisan itu seperti pedang: jika digunakan dengan benar, ia menjadi alat pembela kebenaran; namun bila digunakan tanpa kendali, ia bisa melukai diri sendiri dan orang lain.

Pembicara dalam video menggunakan analogi menarik: botol soda yang dikocok lalu dibuka tutupnya. Isinya akan memancar keluar, menyisakan botol setengah kosong. Demikian pula manusia—terlalu sering berbicara tanpa manfaat akan menguras energi, fokus, dan bahkan keberkahan hidup.

Berbicara berlebihan sering kali menjerumuskan ke dalam dosa seperti ghibah, fitnah, atau menyakiti hati orang lain. Selain itu, banyak bicara tanpa tujuan juga membuat kita kehilangan waktu untuk merenung, mengurangi ketenangan hati, dan menurunkan kualitas hidup.

Diam yang Mengundang Berkah

Keberkahan dalam hidup bukan hanya soal materi, tetapi juga ketenangan, kebahagiaan, dan kesejahteraan batin. Menjaga ucapan membantu kita:

  • Mempertahankan energi positif

  • Mencegah konflik yang tidak perlu

  • Menjaga hubungan sosial tetap harmonis

  • Membentuk citra diri yang terpercaya

Ibnu Hajar Al-Asqalani pernah menegaskan, diam dalam perkara yang tidak bermanfaat adalah ibadah, karena ia menjaga hati dari penyakit dan pikiran dari kegelisahan.

Panduan Sederhana Menjaga Lisan

Sebelum berbicara, tanyakan pada diri sendiri:

  1. Apakah ucapanku benar?

  2. Apakah bermanfaat?

  3. Apakah disampaikan dengan cara yang baik?

Jika jawabannya “tidak” pada salah satu pertanyaan itu, diam adalah pilihan yang lebih aman.


Kesimpulan:

Diam bukanlah kelemahan, melainkan tanda kekuatan. Dengan menjaga lisan, kita tidak hanya melindungi diri dari kesalahan, tetapi juga membuka pintu keberkahan dalam hidup. Dalam diam yang bernilai, kita menemukan ketenangan, kejernihan pikiran, dan kedekatan yang lebih dalam kepada Allah.

Ditulis oleh: Usth Anisa

Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..

Ayo donasi via amalsholeh

Posting Komentar untuk "Keutamaan Menjaga Lisan: Hikmah Diam Menurut Islam"