Mengapa Ada Salat yang Tidak Diterima? Penyebab dan Solusinya
Salat merupakan ibadah paling utama dalam Islam, bahkan disebut sebagai tiang agama. Setiap muslim wajib menunaikannya lima kali sehari. Namun, kenyataannya tidak semua salat yang dikerjakan serta-merta diterima oleh Allah SWT.
Ada faktor-faktor tertentu yang membuat salat tidak bernilai di sisi-Nya. Salah satu penyebab paling umum adalah hilangnya kekhusyukan.
Dalam sebuah kajian, seorang ustadz menyampaikan bahwa salat tidak perlu diulang-ulang hingga tiga kali hanya karena merasa kurang sempurna. Justru, hal itu menunjukkan kesalahpahaman dalam memahami esensi salat.
Penyebab Salat Tidak Diterima
Salat yang dilakukan tanpa kekhusyukan hanya sebatas gerakan tubuh dan bacaan lisan, tanpa ruh yang hidup di dalamnya. Padahal, inti dari salat adalah menghadirkan hati untuk tunduk dan merendah di hadapan Allah.
Allah menegaskan dalam Al-Qur’an:
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang khusyuk dalam salatnya.”
(QS. Al-Mu’minun: 1–2)
Ayat ini menekankan bahwa khusyu’ adalah kunci utama agar salat benar-benar bernilai. Tanpa kekhusyukan, salat bisa berubah menjadi rutinitas kering tanpa makna.
Apakah Salat Boleh Diulang Jika Merasa Belum Diterima?
Sebagian orang beranggapan bahwa jika salatnya tidak khusyu’ atau belum yakin diterima, maka solusinya adalah mengulang kembali salat tersebut.
Padahal, cara berpikir ini keliru. Mengulang salat tanpa memperbaiki niat, bacaan, dan kekhusyukan tidak menjamin salat akan diterima.
Nabi Muhammad ﷺ tidak pernah mengajarkan umatnya untuk mengulang salat hingga tiga kali hanya karena rasa ragu. Yang beliau ajarkan adalah:
-
Menyempurnakan niat.
-
Memahami bacaan.
-
Memperbanyak zikir dan doa setelah salat.
Pentingnya Kualitas, Bukan Kuantitas
Satu salat yang dikerjakan dengan benar, penuh penghayatan, dan sesuai sunnah Rasulullah ﷺ lebih utama daripada beberapa salat yang dilakukan tanpa kesadaran penuh.
Ciri-ciri salat yang berkualitas:
-
Niat ikhlas semata-mata karena Allah.
-
Memahami arti bacaan yang dilafalkan.
-
Menghadirkan hati dengan khusyu’.
-
Mengikuti tata cara salat sebagaimana diajarkan Rasulullah ﷺ.
Mengapa Nabi Memerintahkan untuk “Pulang” Setelah Salat
Setelah menunaikan salat, seorang muslim dianjurkan berzikir, berdoa, lalu kembali kepada aktivitas sehari-hari.
Arahan untuk tidak mengulang-ulang salat, melainkan “pulang”, memberi pelajaran bahwa ibadah harus tuntas dan bermakna, bukan sekadar formalitas yang diulang tanpa esensi.
Langkah Agar Salat Diterima
Agar salat bernilai tinggi dan diridai Allah SWT, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-
Luruskan niat – salat hanya karena Allah, bukan sekadar rutinitas.
-
Fahami bacaan – mengetahui makna doa dalam salat menumbuhkan penghayatan.
-
Jaga konsentrasi – hadirkan perasaan bahwa kita sedang berdiri di hadapan Allah.
-
Teladani Rasulullah ﷺ – kerjakan sesuai sunnah agar ibadah sempurna.
-
Perbanyak doa setelah salat – memohon agar amal diterima dan diberi keberkahan.
Kesimpulan
Salat adalah ibadah yang sangat agung, namun tidak selalu diterima jika hanya dilakukan secara fisik tanpa menghadirkan hati. Mengulang-ulang salat bukanlah solusi.
Yang terpenting adalah memperbaiki niat, menghadirkan kekhusyukan, serta memahami makna bacaan agar ibadah benar-benar menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan begitu, salat tidak sekadar menjadi kewajiban sehari-hari, tetapi benar-benar menjadi sumber ketenangan, penghapus dosa, dan penguat iman.
Ditulis Oleh: Ust Muhammad Romdon
Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..
Ayo donasi via amalsholeh
Posting Komentar untuk "Mengapa Salat Tidak Selalu Diterima? Ini Penyebab dan Solusinya"