Macam-Macam Puasa Sunnah Dan Keutamannya

 

Macam-Macam Puasa Sunnah Dan Keutamannya

Puasa sunnah adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam sebagai penyempurna dari puasa wajib Ramadhan. Rasulullah ﷺ dan para sahabat terbiasa memperbanyak puasa sunnah di berbagai hari tertentu, sehingga menjadi teladan bagi umat Islam hingga sekarang. Dalam artikel ini, kita akan membahas macam-macam puasa sunnah, dalilnya, keutamannya, serta kisah dan penjelasan para ulama tentangnya.

Macam-Macam Puasa Sunnah yang Dianjurkan

1. Puasa Senin dan Kamis

  • Dalil: Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Amal-amal manusia diperlihatkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka amalanku diperlihatkan ketika aku sedang berpuasa.”
    (HR. Tirmidzi, no. 747)

  • Keutamaan: Mengikuti sunnah Nabi, serta menjadikan amal diperlihatkan kepada Allah dalam keadaan berpuasa.

2. Puasa Ayyamul Bidh (Hari Putih: 13, 14, 15 tiap bulan Hijriyah)

  • Dalil: Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Berpuasa tiga hari setiap bulan adalah seperti berpuasa sepanjang tahun.”
    (HR. Bukhari, no. 1979; Muslim, no. 1159)

  • Keutamaan: Pahala seperti berpuasa setahun penuh.

3. Puasa Syawal (6 Hari Setelah Idul Fitri)

  • Dalil: Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Barangsiapa berpuasa Ramadhan lalu mengikutinya dengan enam hari dari Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa sepanjang masa.”
    (HR. Muslim, no. 1164)

  • Keutamaan: Pahala berpuasa setahun penuh.

4. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah, bagi yang tidak berhaji)

  • Dalil: Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
    (HR. Muslim, no. 1162)

  • Keutamaan: Menghapus dosa setahun lalu dan setahun akan datang.

5. Puasa ‘Asyura (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram)

  • Dalil: Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Puasa pada hari ‘Asyura, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun yang lalu.”
    (HR. Muslim, no. 1162)

  • Keutamaan: Menghapus dosa setahun yang lalu.

6. Puasa Dawud (Sehari puasa, sehari berbuka)

  • Dalil: Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Dawud: beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari.”
    (HR. Bukhari, no. 3418; Muslim, no. 1159)

  • Keutamaan: Puasa yang paling dicintai Allah.

7. Puasa Sya’ban (Memperbanyak Puasa di Bulan Sya’ban)

  • Dalil: Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:

    “Aku tidak melihat Rasulullah ﷺ menyempurnakan puasa sebulan penuh selain Ramadhan, dan aku tidak melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada di bulan Sya’ban.”
    (HR. Bukhari, no. 1969; Muslim, no. 1156)

  • Keutamaan: Persiapan spiritual menyambut Ramadhan.

Kisah Ulama tentang Puasa Sunnah

  1. Imam Ahmad bin Hanbal
    Dalam Manaqib al-Imam Ahmad karya Ibn al-Jauzi, diceritakan bahwa Imam Ahmad tetap berpuasa sunnah meski dalam keadaan dipenjara dan disiksa. Beliau berkata:

“Justru dalam ujian inilah aku paling membutuhkan rahmat Allah.”

  1. Imam Nawawi
    Dalam Tabaqat asy-Syafi’iyyah karya As-Subki, Imam Nawawi terbiasa berpuasa sunnah hampir sepanjang tahun. Ia berkata:

“Puasa itu melembutkan hati dan menguatkan semangat ibadah.”

  1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani
    Dalam Manaqib al-Ghauts al-A’zam, beliau menekankan bahwa puasa adalah kunci menuju ma’rifat.

“Puasa adalah tameng bagi hati dan penghapus kotoran jiwa.”

  1. Ibnu Hajar al-Asqalani
    Dalam Inba’ al-Ghumr, Ibnu Hajar berusaha istiqamah dengan Senin-Kamis meski sibuk menuntut ilmu.

“Puasa sunnah adalah benteng bagi penuntut ilmu agar tidak lalai.”

Penjelasan Ulama tentang Keutamaan Puasa Sunnah

  1. Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Latha’if al-Ma’arif:

“Puasa sunnah menyempurnakan kekurangan puasa wajib, sebagaimana shalat sunnah menyempurnakan shalat fardhu.”

  1. Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin:

“Puasa sunnah adalah latihan spiritual untuk menundukkan hawa nafsu dan membersihkan hati.”

  1. Imam an-Nawawi dalam Al-Majmu’:

“Puasa sunnah adalah ibadah yang sangat dianjurkan, terutama pada hari-hari yang Rasulullah biasakan.”

  1. Yusuf al-Qaradawi dalam Fiqh ash-Shiyam:

“Puasa sunnah melatih disiplin, menahan emosi, dan menumbuhkan empati sosial.”

Kesimpulan

Puasa sunnah adalah jalan yang ditempuh Rasulullah ﷺ, para sahabat, dan ulama salaf untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Selain pahala besar yang dijanjikan, puasa sunnah juga menjadi benteng dari hawa nafsu, pembersih jiwa, dan sarana melatih keikhlasan.

Bagi umat Islam, memperbanyak puasa sunnah berarti meneladani Rasulullah ﷺ dan para ulama yang istiqamah dalam ibadah.

Referensi

  • Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari.

  • Muslim, Shahih Muslim.

  • Ibnu Rajab al-Hanbali, Latha’if al-Ma’arif.

  • Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin.

  • Imam an-Nawawi, Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab.

  • Yusuf al-Qaradawi, Fiqh ash-Shiyam.

  • Ibn al-Jauzi, Manaqib al-Imam Ahmad.

  • As-Subki, Tabaqat asy-Syafi’iyyah.

  • Ibnu Hajar al-Asqalani, Inba’ al-Ghumr.

  • Manaqib al-Ghauts al-A’zam (Syekh Abdul Qadir al-Jailani).

Ditulis oleh: Tim Islam Media

Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..

Ayo donasi via amalsholeh

Posting Komentar untuk "Macam-Macam Puasa Sunnah Dan Keutamannya"