Kisah Abdurrahman bin Auf Yang Ingin Jadi Miskin!



Kisah Abdurrahman bin Auf yang Ingin Jadi Miskin

Pendahuluan

Di antara sahabat Nabi ﷺ, Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai sahabat yang sangat kaya raya. Beliau termasuk dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga (al-‘Asyrah al-Mubasyyarun bil Jannah). Namun, meski memiliki harta melimpah, hati beliau penuh dengan rasa takut kepada Allah. Bahkan, beliau pernah berharap untuk menjadi miskin karena khawatir kekayaan yang dimilikinya akan menghalangi dirinya dari kebahagiaan akhirat.

Siapakah Abdurrahman bin Auf?

Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat besar Nabi ﷺ. Beliau termasuk orang yang pertama masuk Islam (as-sabiqunal awwalun) dan ikut berhijrah ke Madinah. Rasulullah ﷺ mendoakan agar perniagaannya selalu diberkahi. Dari doa itu, setiap usaha Abdurrahman bin Auf selalu mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda.

Dalam sebuah riwayat, beliau berkata:
“Seandainya aku mengangkat batu, niscaya aku menemukan emas atau perak di bawahnya.”
(HR. Ahmad)

Artinya, Allah benar-benar melapangkan rezekinya. Namun justru di balik kekayaan itu, Abdurrahman bin Auf merasa khawatir.

Kisah Abdurrahman bin Auf yang Ingin Jadi Miskin

Dikisahkan, suatu hari Abdurrahman bin Auf menangis terisak ketika melihat hidangan makanan yang sangat lezat disajikan kepadanya. Orang-orang heran dan bertanya mengapa beliau menangis.

Abdurrahman bin Auf menjawab,
“Mus’ab bin ‘Umair telah gugur (syahid) dalam perang Uhud. Padahal dia lebih baik dariku. Tidak ada kain kafan untuknya kecuali sehelai kain, jika ditutupkan kepalanya maka kakinya terbuka, dan jika ditutupkan kakinya maka kepalanya terbuka. Sungguh aku khawatir, Allah telah menyegerakan kenikmatan untuk kami di dunia, sedangkan di akhirat kami tidak mendapatkan bagian.”
(HR. Al-Bukhari)

Dari sini tampak bahwa Abdurrahman bin Auf merasa takut bahwa kekayaan yang ia miliki justru akan menjadi penghalang dari pahala besar di akhirat. Bahkan, beliau pernah berdoa agar tidak terlalu dilimpahi harta, karena khawatir tidak mampu mempertanggungjawabkannya.

Pelajaran dari Kisah Abdurrahman bin Auf

  1. Kekayaan adalah Ujian
    Allah berfirman:
    “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan, dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
    (QS. At-Taghabun: 15)

    Bagi Abdurrahman bin Auf, harta bukan sekadar nikmat, tetapi ujian yang berat.

  2. Zuhud Bukan Berarti Miskin
    Zuhud tidak selalu berarti meninggalkan dunia. Abdurrahman bin Auf tetap kaya, tetapi hatinya tidak bergantung pada harta. Bahkan, beliau banyak bersedekah di jalan Allah, termasuk menyumbangkan ribuan unta dan dinar.

  3. Takut Akan Hisab Harta
    Nabi ﷺ bersabda:
    “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang … hartanya: dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan.”
    (HR. At-Tirmidzi, no. 2417)

    Inilah yang membuat Abdurrahman bin Auf merasa takut, sehingga pernah berharap miskin agar lebih ringan hisabnya.

Pandangan Ulama

Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa rasa takut para sahabat terhadap kekayaan adalah bentuk keimanan yang tinggi. Mereka khawatir kenikmatan dunia akan mengurangi kenikmatan akhirat.

Ibnul Jauzi dalam Shifat ash-Shafwah menuliskan,
“Abdurrahman bin Auf adalah contoh sahabat yang diuji dengan kekayaan. Namun beliau tidak tertipu olehnya, bahkan lebih banyak menangis daripada tertawa karena takut akan hisab di akhirat.”

Kesimpulan

Kisah Abdurrahman bin Auf yang ingin jadi miskin bukan berarti beliau membenci harta, tetapi menunjukkan betapa besar rasa takutnya kepada Allah. Beliau khawatir kenikmatan dunia akan membuatnya lalai dari akhirat. Sikap ini menjadi pelajaran bagi kita agar tidak terikat dengan harta. Kekayaan sejati bukanlah banyaknya kepemilikan, melainkan keberkahan dan bagaimana kita menggunakannya di jalan Allah.

Semoga kita bisa mengambil ibrah dari sahabat mulia ini: bersyukur jika diberi harta, dermawan dalam bersedekah, namun tetap rendah hati dan takut akan hisab di akhirat.

Ditulis oleh: Tim Islam Media

Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..

Ayo donasi via amalsholeh

Posting Komentar untuk "Kisah Abdurrahman bin Auf Yang Ingin Jadi Miskin!"