Tak Perlu Cemas Soal Rezeki
Rezeki Sudah Dijamin Allah
Setiap manusia sering kali merasa cemas soal rezeki. Apakah besok bisa makan? Apakah gaji cukup? Apakah usaha bakal laku? Kekhawatiran itu wajar, tapi Islam mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam rasa takut. Sebab rezeki setiap hamba sudah dijamin langsung oleh Allah Swt.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. Dia mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)
Ayat ini menjadi penenang hati. Bahkan seekor semut kecil di kegelapan malam pun tidak luput dari jaminan rezeki Allah. Apalagi manusia yang dimuliakan dengan akal dan iman.
Rezeki Sudah Diatur Sejak dalam Kandungan
Dalam sebuah hadits yang masyhur, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan dalam rahim ibunya selama empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga, lalu menjadi segumpal daging selama itu juga. Lalu diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh dan diperintahkan menulis empat hal: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah ia celaka atau bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa rezeki sudah ditetapkan Allah jauh sebelum kita lahir ke dunia. Jadi, rasa cemas berlebihan tentang rezeki seharusnya tidak perlu ada. Tugas kita hanya berusaha dengan cara halal dan bertawakal.
Rezeki Tidak Pernah Tertukar
Banyak ulama memberi nasihat bahwa rezeki tidak mungkin salah alamat. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Seandainya engkau lari dari rezekimu sebagaimana engkau lari dari kematian, niscaya rezekimu tetap akan mendatangimu sebagaimana kematian mendatangimu.”
Kalimat ini penuh makna. Rezeki adalah ketetapan Allah. Manusia boleh berusaha, tetapi hasil akhir sudah ditentukan-Nya. Kita tidak perlu iri dengan rezeki orang lain, karena setiap orang sudah punya jatahnya masing-masing.
Jangan Cemas, Tapi Tetap Berusaha
Bukan berarti karena rezeki dijamin lalu kita hanya diam. Islam menekankan pentingnya usaha. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki; ia pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)
Perumpamaan burung sangat indah. Burung tidak tinggal diam di sarangnya, tapi terbang mencari makanan. Namun hatinya tidak cemas, karena ia yakin Allah akan memberinya rezeki. Begitu pula kita sebagai manusia: wajib berusaha, tapi tidak boleh diliputi kecemasan berlebihan.
Ketenangan Hati dengan Tawakal
Salah satu manfaat terbesar dari keyakinan terhadap jaminan rezeki Allah adalah ketenangan hati. Orang yang yakin tidak akan mudah stres saat menghadapi masalah ekonomi. Ia tahu Allah-lah yang Maha Memberi, dan setiap kesulitan pasti ada jalan keluar.
Allah Swt. berfirman:
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Ayat ini sering disebut sebagai ayat rezeki. Ia mengajarkan bahwa kunci utama datangnya rezeki adalah ketakwaan dan tawakal, bukan sekadar kerja keras tanpa iman.
Renungan
Coba perhatikan kehidupan sekitar kita. Banyak orang yang gajinya kecil, tapi keluarganya tetap bahagia, cukup makan, dan anak-anaknya bisa sekolah. Itu bukti bahwa keberkahan rezeki lebih penting daripada jumlahnya.
Sebaliknya, ada orang yang berpenghasilan besar, tapi selalu merasa kurang, banyak utang, dan jauh dari ketenangan. Itu karena rezeki yang halal dan berkah tidak hanya soal materi, tapi juga ketenteraman hati.
Contoh lainnya bisa kita lihat pada para pedagang kecil di pasar. Meski dagangannya sederhana, Allah tetap mendatangkan pembeli. Semua itu menjadi bukti nyata bahwa Allah yang mengatur perputaran rezeki.
Nasihat Ulama
Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah berkata, “Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan diambil orang lain, maka hatiku menjadi tenang.”
Begitu pula Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berpesan, “Aku tidak peduli bagaimana aku akan hidup; miskin atau kaya. Karena aku tahu apa yang Allah tetapkan bagiku adalah yang terbaik.”
Nasihat ulama ini menjadi pengingat bagi kita agar berhenti cemas berlebihan. Selama kita berusaha dengan cara halal, menjaga takwa, dan memperbanyak doa, maka Allah pasti akan mencukupkan.
Kesimpulan
Kecemasan soal rezeki adalah hal yang sering dialami manusia. Namun, Islam sudah menenangkan kita dengan jaminan Allah. Rezeki sudah ditulis sejak dalam kandungan, tidak akan tertukar, dan Allah sendiri yang menanggungnya.
Tugas kita hanyalah berusaha dengan sungguh-sungguh, tetap dalam jalan halal, serta bertawakal penuh kepada Allah. Dengan keyakinan itu, hati akan menjadi tenang, hidup lebih berkah, dan kita tidak akan mudah stres dengan urusan dunia.
Maka, tak perlu cemas soal rezeki. Yakinlah bahwa Allah adalah Ar-Razzaq, Sang Maha Pemberi Rezeki. Selama kita dekat dengan-Nya, rezeki akan selalu datang dari jalan yang tidak disangka-sangka.
Ditulis oleh: Tim Islam Media
Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..
Ayo donasi via amalsholeh
Posting Komentar untuk "Tak Perlu Cemas Soal Rezeki"