Bahaya Serakah dan Cara Menghindarinya Menurut Islam
Serakah: Dahaga yang Tak Pernah Usai
Keinginan adalah fitrah manusia. Ia mendorong kita untuk berusaha meraih. Namun, bila keinginan itu tak lagi mengenal batas, ia berubah menjadi serakah—penyakit hati yang membuat manusia tak pernah puas, meski sudah memiliki banyak hal.
Serakah ibarat minum air laut: semakin banyak yang diminum, semakin haus jadinya. Serakah tidak pernah membawa ketenangan, justru menjerat hati dalam kegelisahan yang tiada akhir.
Makna Serakah dalam Pandangan Islam
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Seandainya anak Adam memiliki dua lembah emas, niscaya ia akan menginginkan yang ketiga. Dan tidak ada yang dapat memenuhi mulut anak Adam kecuali tanah (kematian). Allah menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat."
(HR. Bukhari & Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa keserakahan hanya bisa dipadamkan dengan syukur dan qana’ah. Tanpa keduanya, manusia akan terus berlari mengejar bayangan dunia yang tak akan pernah teraih.
Bahaya Sifat Serakah
Keserakahan adalah api yang membakar perlahan. Ia mengikis syukur, meracuni hubungan, dan merampas kebahagiaan. Bahayanya antara lain:
-
Menghapus rasa syukur – Selalu merasa kurang, meski nikmat berlimpah di sekitarnya.
-
Menyuburkan iri dan dengki – Hati menjadi sempit saat melihat orang lain bahagia.
-
Melahirkan kezaliman – Demi nafsu, rela curang, menipu, bahkan merampas hak orang lain.
-
Menghancurkan rumah tangga – Serakah dalam pasangan membuat seseorang mencari yang lain meski telah memiliki yang terbaik.
-
Menghilangkan ketenangan hidup – Semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kegelisahan karena selalu ingin lebih.
Contoh Serakah dalam Kehidupan
-
Dalam bisnis – Pedagang yang sudah untung besar, tapi masih curang dalam timbangan.
-
Dalam pekerjaan – Pekerja yang tak pernah puas dengan gaji halal, selalu membandingkan dengan orang lain.
-
Dalam harta – Orang kaya yang menimbun kekayaan, tapi menutup mata terhadap fakir miskin.
-
Dalam rumah tangga –
-
Suami yang sudah memiliki istri shalihah, penuh cinta dan kesetiaan, namun masih tergoda mencari wanita lain demi menuruti hawa nafsu.
-
Istri yang sudah dinafkahi dengan rezeki halal, namun selalu merasa kurang, lalu membandingkan kehidupan rumah tangganya dengan pasangan lain.
-
Keserakahan dalam cinta jauh lebih berbahaya daripada serakah harta. Ia mampu merobek kesetiaan, meruntuhkan kepercayaan, dan menghancurkan rumah tangga yang dibangun dengan doa, cinta, dan pengorbanan.
Cara Menghindari Serakah
Islam memberikan obat agar hati yang gelisah bisa kembali tenang:
-
Syukur yang tulus – Menyadari bahwa nikmat kecil sekalipun adalah karunia besar.
-
Qana’ah – Merasa cukup dengan pemberian Allah, tanpa berhenti berusaha.
-
Mengingat akhirat – Dunia hanyalah persinggahan singkat, sedangkan akhiratlah tujuan abadi.
-
Perbanyak sedekah – Melatih hati agar tidak terikat pada harta dan membuat hidup lebih berarti.
-
Menjaga amanah pasangan – Meyakini bahwa pasangan adalah titipan Allah yang harus dijaga, bukan untuk disepelekan apalagi dikhianati.
Penutup
Serakah adalah penjara tak kasat mata. Orang yang terjebak di dalamnya bisa saja memiliki segalanya, tetapi hati tetap merasa kosong, gelisah, dan jauh dari bahagia.
Obatnya hanyalah kembali kepada Allah—dengan syukur, qana’ah, dan kesadaran bahwa dunia ini hanyalah perjalanan sementara.
Hidup akan lebih indah bila kita mampu menikmati yang sederhana dengan hati lapang, daripada mengejar yang besar tanpa pernah puas. Sebab kekayaan sejati bukanlah pada harta atau banyaknya pasangan, melainkan pada hati yang bisa berkata dengan tenang:
"Alhamdulillah, ini sudah lebih dari cukup."
Ditulis oleh: Usth feni
Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..
Ayo donasi via amalsholeh
Posting Komentar untuk "Bahaya Serakah: Ketika Hati Tak Pernah Merasa Cukup"