Syubhat dan Syahwat: Perusak Aqidah, Pematah Semangat
Dalam perjalanan hidup seorang muslim menuju keridaan Allah ﷻ, selalu ada rintangan yang menghadang. Dua di antaranya yang paling berbahaya adalah syubhat dan syahwat. Keduanya merupakan ujian besar yang, jika tidak diwaspadai, bisa merusak aqidah, melemahkan iman, dan mematahkan semangat dalam beramal.
Memahami Makna Syubhat dan Syahwat
1. Syubhat
Secara bahasa, syubhat berarti samar, kabur, atau tidak jelas. Dalam konteks agama, syubhat adalah sesuatu yang status hukumnya tidak terang antara halal dan haram. Kerancuan ini sering membuat seorang muslim terjebak dalam keraguan hingga perlahan mengikis keyakinan.
Contoh syubhat:
-
Pemikiran sesat yang meragukan ajaran Islam.
-
Informasi agama tanpa dasar yang beredar di media sosial.
-
Perbuatan yang status hukumnya tidak jelas, sehingga menimbulkan kebimbangan hati.
2. Syahwat
Syahwat adalah dorongan hawa nafsu yang berlebihan. Ia tidak hanya terkait urusan seksual, tetapi juga mencakup kecintaan duniawi yang tidak terkendali: harta, tahta, popularitas, hingga kenikmatan sesaat. Jika tidak dijaga, syahwat dapat membuat manusia lalai dari tujuan hidupnya, yaitu beribadah kepada Allah.
Dampak Syubhat: Merusak Aqidah
Aqidah adalah pondasi utama dalam Islam. Tanpa aqidah yang kokoh, amal kebaikan tidak memiliki arti. Syubhat bagaikan racun halus yang perlahan melemahkan iman.
Dampaknya antara lain:
-
Munculnya keraguan terhadap kebenaran agama.
-
Kebingungan dalam beribadah, hingga akhirnya meninggalkan ibadah.
-
Mudah terpengaruh propaganda pemikiran asing yang bertentangan dengan Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada perkara syubhat yang tidak banyak orang mengetahuinya. Maka barang siapa menjauhi syubhat, sungguh ia telah menjaga agama dan kehormatannya."
(HR. Bukhari-Muslim)
Dampak Syahwat: Mematahkan Semangat
Jika syubhat menyerang dari sisi pemikiran, syahwat melemahkan dari sisi keinginan. Ia bagaikan api yang membakar semangat ibadah dan ketaatan.
Dampaknya:
-
Lalai terhadap kewajiban ibadah karena sibuk mengejar kesenangan dunia.
-
Hilangnya motivasi spiritual untuk mendekat kepada Allah.
-
Terjerumus dalam maksiat yang awalnya kecil, kemudian menjadi kebiasaan.
Allah ﷻ berfirman:
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya."
(QS. An-Naazi‘at: 40-41)
Cara Menjaga Diri dari Syubhat dan Syahwat
Agar terhindar dari dua musuh besar ini, seorang muslim harus membentengi diri dengan beberapa langkah berikut:
-
Menguatkan Ilmu Agama
Ilmu adalah cahaya yang membedakan benar dan salah, halal dan haram. -
Membiasakan Dzikir dan Doa
Hati yang dekat dengan Allah lebih sulit ditembus keraguan dan nafsu. Rasulullah ﷺ berdoa:
“Ya Allah, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” -
Bergaul dengan Lingkungan yang Baik
Lingkungan sangat berpengaruh. Bergaul dengan orang saleh akan menguatkan iman. -
Mengendalikan Nafsu dengan Ibadah
Puasa, shalat, membaca Al-Qur’an, dan amal kebaikan melatih jiwa agar lebih cinta akhirat. -
Menjauhi Hal yang Meragukan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tinggalkanlah perkara yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu.” (HR. Tirmidzi)
Penutup
Syubhat dan syahwat adalah ujian yang selalu ada di sepanjang zaman. Keduanya bisa menghancurkan aqidah dan melemahkan semangat ibadah seorang muslim jika tidak dijaga.
Oleh karena itu, perkuatlah ilmu agama, perbanyak dzikir, pilih lingkungan yang baik, serta teruslah berdoa agar hati tetap istiqamah. Dengan izin Allah, kita mampu menghadapi godaan syubhat dan syahwat, serta tetap tegar di jalan-Nya.
Ditulis oleh: Usth Sofi
Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..
Ayo donasi via amalsholeh
Posting Komentar untuk "Syubhat dan Syahwat: Musuh Tersembunyi yang Merusak Aqidah dan Iman"