Viral Tak Selalu Layak: Menyaring Tren di Era Media Sosial
Zaman sekarang, tren viral di media sosial menyebar dengan sangat cepat. Dalam hitungan jam, suara, lagu, tantangan, atau gerakan yang unik bisa langsung jadi favorit banyak orang. Hampir semua orang, dari anak muda sampai orang dewasa, ikut larut dalam gelombang tren tersebut. Sayangnya, tidak semua tren itu membawa manfaat positif. Bahkan, ada yang bisa merusak akhlak dan martabat kita sebagai umat.
Anak-anak: Peniru Ulung yang Mudah Terpengaruh
Anak-anak adalah peniru yang sangat cepat dan mudah. Mereka belum punya filter untuk membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak. Ketika orang dewasa—yang seharusnya menjadi panutan—ikut serta dalam tren yang kurang sopan atau kontroversial, anak-anak tanpa sadar akan menganggap hal itu wajar dan boleh ditiru. Padahal, kebiasaan buruk yang tertanam sejak dini sangat sulit dihilangkan dan bisa membentuk karakter mereka di masa depan.
Dampak Nyata dari Tren Viral yang Tak Pantas
Ketika tren viral berisi konten yang kurang baik, dampaknya tidak hanya sebatas hiburan sesaat. Berikut beberapa akibat yang sering terjadi:
- Normalisasi perilaku tidak pantas: Apa yang dulunya dianggap aneh atau memalukan, lama-kelamaan dianggap biasa dan diterima di masyarakat.
- Mengikis batas sopan santun: Kata-kata kasar, gerakan tidak pantas, dan gaya hidup yang kurang terpuji mulai menjadi kebiasaan sehari-hari.
- Jejak digital sulit dihapus: Konten yang sudah tersebar luas akan terus ada, dan bisa berdampak negatif pada reputasi serta masa depan kita, terutama bagi anak-anak dan remaja yang sedang membangun identitas diri.
Pesan Bijak dari Rasulullah
Rasulullah ﷺ mengingatkan:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Pesan ini sangat penting sebagai pedoman kita dalam berperilaku, termasuk di dunia maya. Tidak semua yang viral itu pantas kita ikuti atau bagikan. Kadang, menahan diri untuk tidak ikut tren negatif justru menunjukkan kedewasaan dan rasa hormat yang sesungguhnya.
Bagaimana Menyaring Tren Viral dengan Bijak?
1. Berpikir dua kali sebelum ikut tren
Tanyakan pada diri sendiri, apakah tren ini membawa manfaat atau malah berpotensi merusak akhlak dan citra diri?
2. Berani berbeda dan menolak tren negatif
Jangan takut dianggap “ketinggalan zaman” jika memilih untuk tidak ikut tren yang tidak baik. Menjaga nilai-nilai adalah hal yang jauh lebih penting.
3. Ciptakan dan bagikan tren positif
Ajak teman dan keluarga untuk membuat konten yang menghibur sekaligus mendidik. Ini bisa menjadi tren yang jauh lebih bermanfaat dan berkah.
4. Edukasi anak dan lingkungan sekitar
Jelaskan kepada anak-anak dan orang di sekitar kita mengapa tren tertentu tidak layak diikuti, sehingga mereka bisa tumbuh dengan pemahaman yang benar.
Peran Kita Sebagai Teladan
Sebagai orang dewasa, pendidik, atau orang tua, kita memegang peran penting dalam membentuk masa depan generasi muda. Anak-anak meniru lebih banyak dari perilaku kita dibandingkan kata-kata kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjadi contoh yang baik, terutama dalam menyikapi tren media sosial yang ada.
Media sosial adalah alat yang sangat powerful. Jika kita menggunakannya dengan bijak, media sosial bisa menjadi ladang amal dan kebaikan. Sebaliknya, jika kita mengabaikan dampak dari tren yang kita ikuti, media sosial bisa menjadi sumber masalah dan penyesalan.
Kesimpulan
Viral tidak selalu layak untuk diikuti. Kita perlu menyaring dan memilih dengan bijak tren yang kita ikuti agar tidak merusak akhlak dan martabat diri sendiri maupun generasi mendatang. Mari gunakan setiap kata dan tindakan kita sebagai investasi untuk masa depan yang lebih baik, dunia dan akhirat.
Ditulis Oleh: Usth Sukma
Terangi masa depan dengan cahaya Al-Qur'an. Satu gedung bisa melahirkan ribuan penghafal yang akan menjaga kalam Allah. Lewat ekspedisi Iman dari Kata ke Amal, IslamMedia.com ingin membangun Gedung Penghafal Al-Qur'an di pelosok negeri. Bantu anak-anak menjadi generasi Qur'ani..
Ayo donasi via amalsholeh
Posting Komentar untuk "Dampak Buruk Tren Viral dan Cara Menyikapinya Menurut Islam"